ARTIKELBUDAYA

Mengenal Dekat Tayub Tuban

Tayub, Mendengar budaya jawa yang satu ini mungkin stigma kita adalah ke sesuatu budaya yang negatif, namun disisi lain budaya jawa yang satu ini sangatlah populer di kalangan masyarakat terutama di kalangan masyarakat menengah kebawah di seantero pelosok Kabupaten Tuban Jawa Timur, dan tidak di pungkiri lagi bahwa Kecamatan Kerek adalah sebagia pusat budaya tayub di kabupaten yang pernah di pimpin oleh Ronggolawe tersebut.
   Kesenian yang notabena sudah mulai terkikis oleh kebudayaan modern ini sampai saat ini masih tetap bisa bertahan dan bersaing dengan budaya – budaya anak muda sekarang.sekilas kalau kita menilik budaya tayub memang terbilang kuno, karena budaya yang satu ini masih kental dengan nuansa nuansa jawa kuno, mulai dari gaya busana dari para pemeran seni tersebut maupun peralatan musik yang di usung pun juga masih terbilang khas, namun seiring dengan perkembangan jaman tak jarang juga yang sudah memadukan unsur modern seperti Drum dalam musik tayub.
   Kesenian Tayub di era modern tidak lepas dari beberapa unsur yang bisa membuat kesenian ini semakin di gandrungi oleh pecintanya. Tokoh utama dalam kesenian langen tayub adalah Waranggono dan Nayogo namun saat ini kesenian Tayub juga di meriahkan dengan Wirosworo ( Backing Vocal ) untuk menghidupkan suasana di saat Waranggono melantunkan gending – gending jawa, Pramugari ( Landang ) bertugas untuk mengatur para Pengibing (penjoget tayub) agar para pengibing tidak berebutan turun ke gelanggang tayub.
Kalau Anda penasaran dengan tradisi tayub di Tuban anda silahkan berkunjung ke kota kami untuk melihat secara langsung prosesi tayub modern di bumi Ronggolawe.
Berikut kami sajikan gambaran singkat dan urut – urutan proses pagelaran TayubTuban :
1. Pambuko (Pembukaan)
Sebelum pementasan kesenian tayub di mulai biasanya Pramugari ( Landang) memberikan informasi kepada para pengunjung dan juga para tamu yang hadir di arena tayub tersebut, tentang acara yang di gelar tersebut dalam rangka apa, terus siapa Waranggononya, kerawitan yang mengiringinya serta segala hal yang menyangkut sukses terselenggaranya pagelaran tayub tersebut, disini Pramugari punya peran ganda sebagai pengendali dan pengatur jalanya acara serta sebagai MC.
2. Tari Gambyong
Ini adalah awal di mulainya pagelaran langen tayub, dengan di awali tari Gambyong yang menggambarkan sambutan selamat datang kepada para tamu terutama para pecinta kesenian langen tayub.
3. Gedok / Repen Tuan Rumah
Setelah Tari Gambyong usai maka tuan rumah atau yang punya hajat maju ke depan pentas kemudian duduk di apit oleh para waranggono istilah jawanya ” direpeni” ini adalah bentuk penghormatan kepada pihak tuan rumah yang menyelenggarakan acara langen tayub tersebut. setelah Gedok Repen selesai maka tuan rumah mempersiapkan amplob berisi uang saweran yang di berikan ke masing – masing waranggono. kemudian setelah memberikan uang saweran sang tuan rumah kemudian ngibing dengan irama yang halus mendayu dayu. biasanya tuan rumah request gending Sri Rejeki dan berharap kelak setelah selesai punya hajatan maka rejekinya akan berlimpah ruah.
4. Gedok / Repen Kemanten
Dalam seni tayub kemanten yang di agungkan dalam acara tersebut baik kemanten untuk pernikahan ataupun kemanten khitanan  juga di beri penghormatan sama seperti tuan rumah di repeni dan di persilahkan untuk ngibing (menari). biasanya untuk kemanten pernikahan akan memilih gending- gending yang bernuansakan setia terhadap pasanganya seperti Setyo Tuhu, Ketemu Jodone, Sampai Intai dan lain sebagainya. tapi kalau kemanten khitanan biasanya jarang sekali yang bersangkutan turun sendiri untuk ngibing karena mungkin saja masih takut karena masih di usia dini.
5. Gedok / Repen Pamong (Perangkat Desa)
Begitu juga dengan Repen pamong ini sama halnya dengan repen tuan rumah atau repen kemanten, ini adalah betuk penghormatan kepada pihak pemerintah dalam suatu tempat tersebut namun biasanya  Kepa;a Desa atau yang mewakili memilih gending dengan tema perjuangan atau kerukunan seperti Ibu Pertiwi atau Ronggolawe .
6. Sampur Tamu
Setelah tuan rumah, kemanten dan perangkat desa selesai ngibing (Menari) maka tibalah saatnya sampur atau selendang di bagikan kepada para tamu dan pecinta tayub. ini adalah tugas terberat bagi landang karena disii seorang landang harus jeli untuk membagikan sampurnya karena para pengibing yang kebanyakan terpengaruh dengan alkohol akan merasa tidak terima bila terlalu lama menunggu giliran untuk ngibing. serta landang lah yang berperan aktif untuk mengatur berapa jumlah pengibing yang akan turun di arena pangibingan. serat mengatur jarak antara pengibing yang satunya denga yang lainya agar tidak terjadi gesekan fisik. biasanya para pengibing akan meminta kepada waranggono gending gending yang baru atau lgi trend saat ini seperti  Nyidam Pentol, Prawan Kalimantan dan lain sebagainya walau ada pula yang senang dengan gending gending baku seperti Pangkur Iromo, Gambir Sawit dll

7. Pamungkas
Setelah berjam – jam pementasan tibalah saatnya untuk mengahiri serangkaian acara pagelaran langen tayub biasanya untuk gending terahir waranggono menyanyikan tembang Pamungkas yang intinya memanjatkan puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena telah melaksanakan pementasan serta berharap negara kita indonesia tetap jaya selamanya.
Demikian tadi rentetan prosesi pagelaran langen tayub khususnya tayub tuban kita semua berharap agar budaya jawa yang kita cintai ini tidaklah musnah dan selalu ada regenerasi baru untuk perkembangan tayub di bumi Ronggolawe kita tercinta ini.
Dan bagi anda yang suka banget dengan kesenian Tayub Tuban bisa bergabung di grup Facebook Pecinta ” TAYUB TUBAN “ [AM]

kimronggolawe

Admin Web kimronggolawe.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button