ARTIKELPERTANIAN

Semen Gresik : Jangan Paksa Anak Cucu Kami Mengemis, Kelak

KIM Ronggolawe – Hamparan persawahan nan hijau seraya menyejukan pandangan, berhektar hektar lahan pertanian menjadi harapan satu satunya petani penggarap sawah kontrak tahunan milik raksasa pabrik semen berlebel BUMN, ditengah cekikan dan permainan mafia pupuk bersubsidi.

Sekilas mungkin kehidupan para petani nampak lah biasa biasa saja tanpa adanya kekhawatiran tentang lahan garapan mereka, namun bila digali dengan nurani yang dalam, merekapun bercocok tanam laksana bertani di jalur Gaza, yang suatu saat tanah yang mereka bajak dan mereka cangkul  dapat memuntahkan dentuman ledakan dahsyat dari ranjau ranjau yang ditanam oleh tentara tentara pasukan Israel, sehingga meluluhlantakan harapan mereka.

Tanah bengkok Desa Jarorejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban, merupakan salah satu dari sekian banyak tanah bengkok yang ada di Kecamatan Kerek yang menjadi tumbal kemegahan dan pelebaran sayap Industri pabrik Semen Gresik, yang konon kabarnya sudah dicengram oleh tangan tangan beton perusahaan BUMN tersebut.

Namun, entah dengan dalih dan pertimbangan, atau mungkin belum saatnya hingga kini tanah bengkok tersebut masih belum difungsikan oleh pihak perusahaan dan menjadi harapan satu satunya petani penggarap sewa tahunan, di tengah muntahan debu debu pabrik yang biasa mereka hirup bak laksana hisapan mantab sebatang kretek di pagi hari.

Mungkin bagi para  pemilik tanah bengkok yang dijual keperusahaan beberapa tahun yang lalu tidak merasakan kekhawatiran seperti ini, karena mereka mendapatkan keuntungan berlipat, pertama mereka mendapatkan rupiah disaat penjualan ke perusahaan dan kedua mereka mendapatkan rupiah kembali dari petani penyewa dalam tiap tahunya, namun bagi para penggarap sewa musiman akan befikir berbeda, terbesit pemikiran was was karena mereka membayar 2,5juta hingga 3,5 juta pertahunya.

Yo khawatir wae wong aku ws bar mbayar sakmono, engko bar tak bayar lha idep idep di garap pabrik” (Ya khawatir saja karena saya sudah membayarnya, nanti sesudah tak bayar tiba tiba di garap pabrik “ Ujar Sutomo salah satu penyewa sawah musiman yang sudah mengaku menggarap tanah sewanya lebih dari 10 tahun itu.

Mungkin ini sebagian kecil jeritan dari para petani penyewa lahan musiman, apalah jadinya nanti bila lahan lahan yang (katanya) sudah dikuasai oleh Semen Gresik ini di fungsikan, mata pencaharian para petani akan semakin mengkeret, lapangan pekerjaan akan dikuasai oleh mereka yang masih punya tenaga, lalu bagaiman dengan program swasembada pangan yang di gembar gemborkan oleh pihak pemerintah..???.

Pemikiran berbeda pun mungkin juga yang di pikirkan oleh petinggi petinggi perusahaan tersebut, yang menanamkan bom waktu di lahan lahan garapan mereka, toh mereka sudah memberi yang namanya kompensasi, pengobatan gratis, hingga sembako murah pun perusahaan kucurkan untuk menyamarkan pandangan para kaum sudra, hingga baru baru ini pihak Semen Gresik juga melaunching program bea siswa untuk tahun 2017, sebagai bentuk perhatian terhadap warga sekitar perusahaan.

Sungguh sangat elok dipandang dan nyaring indah kedengaranya, namun dibalik itu semua bom waktu yang saat ini di tanam oleh perusahaan suatu saat akan diledakan dan kita, hanya kebagian serpihan abu dari bekas ledakan bom waktu tersebut.

Biarkan kami berkarya sesuai dengan batas kemampuan kami, jangan bebani pikiran kami dengan kekhawatiran bahwa anak cucu kami kelak akan mengemis karena lumbung pangan kami sudah tergantikan dengan hamparan air yang terisi berbagai macam jenis ikan, dari dulu yang kami pegang cangkul dan sabit, dari dulu makanan pokok kami beras dan jagung, jangan rubah pola pikir kami dengan menggenggam kail dan joran, dan jangan paksa lidah  kami mengkonsumsi ikan nila atau mujahir sebagai makanan pokok kami. [NN]

 

 

 

kimronggolawe

Admin Web kimronggolawe.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button