BERITA KIM RONGGOLAWEPEMERINTAHANPERISTIWA

Dandim Tuban: Rutilahu Berkah Terbalut Bhakti TNI

KIM Ronggolawe– Dandim Tuban 0811,Letkol Inf Viliala Romadhon SE, M.I.Pol bangga akan kinerja yang dilakukan jajaran anggotanya. Program bedah Rumah Tinggal Layak Huni (Rutilahu) yang sudah usai dilakukan mendapat acungan jempol oleh masyarakat luas.

Tidak hanya hasil pujian yang menjadi ujung keberhasilan. Melainkan menurutnya apa yang bisa diberikan oleh TNI kepada masyarakat. Menjadikan hunian yang layak juga bagian dari bhakti TNI agar terjalin kekuatan TNI bersama ralyat kuat.

Disisi lain, Dandim Tuban juga mejelaskan bahwa kegiatan program yang diusung oleh Pemerintah Propinsi Jawa Timur bersama Kodam V Brawijaya ini adalah bagian sub tema pengentasan kemiskinan.

Rutilahu adalah merupakan program bantuan provinsi yg ditujukan unttk meningkatkan kesejahteraan masyarakat kurang mampu dalam memberikan rumah tinggal yang layak untuk di huni.

Dalam hal ini Kodim 0811 Tuban mendapatkan tugas untuk merehabilitasi 430 unit rumah di wilayah Kabupaten Tuban menjadi layak huni. Dari 45 hari target yg ditetapkan tuban telah menyelesaikan 100% dalam waktu 36 hari.

Keberkahan yang mampu didcapai tidak hanya secara fisik. Keakraban dan kebersamaan untuk mewujudkan program hingga sukses juga menjadi pahala yang tidak ternilai. Dari sisi sosial, derajat warga yang kurang mampu, nampaknya sedikit terangkat.

“yang terpenting poinnya adalah hasil yang didapat warga itu senang, baik dan semakin layak rumahnya. Adapun berkah lainnya, kita semakin solid karena program diawasai dan dikerjakan bersama warga, istansi pemerintahan desa dan tokoh , “ jelasnya, Minggu (15/12).
Semisal yang dialami ibu Warsukami (58) warga Dusun Dolok, Desa Parangbatu, Kecamatan Parengan. Dia mempunyai 3 orang anak dan tinggal bersama suaminya dirumah yg hanya berukuran 3,5 x 6 meter.

Dinding rumah yang hanya terbuat dari dari Gelam atau kulit pohon jati diapit untuk dijadikan dinding rumah. Lantaui rumah jelasa dipastikan masih tanah hitam. Atap rumah yang bocor, Karen masih terbuat dari seng atau esbes.

Tidak adanya lahan tanah yang luas, mengharuskan rumah bercampur dengan kandang ternak. Kambing yang ada adalah kambing milik orang yang digembalanya. Upahnya, setiap 1 kambing betina beranak 1, maka anaknya untuk yang menggembala. Kalau anak kambing lebih dari 1, maka sebagian menjadi upah Warsukami.

“ya buruh tani, kalau ada yang minta kerja ya apa saja, rumah sudah lama saya tempati sama keluarga, Alhamdulillah, sudah baik, kemaren diperbaiki sama tentara, “ ungkapnya. (CH/AM)

kimronggolawe

Admin Web kimronggolawe.com

Related Articles

Back to top button