PT. Semen Gresik Klaim, CSR 2017 Yang di Tuntutkan Demonstran Sudah Cair
KIM Ronggolawe – Sekitar 1000 masa dari warga sekitar pabrik PT. Semen Gresik yang mengatasnamakan Jaring Mas (Jaringan Aspirasi Masyarakat) melakukan aksi demonstrasi di depan gedung utama perusahaan tersebut, Rabu (07/02) dengan mengusung 3 poin tuntutan yakni Corporate Social Responsibility (CSR), Ketenagakerjaan, serta sengketa tanah pertanian warga Desa gaji Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban.
Baca berita sebelumnya : Kembali, Warga Ring 1 Semen Gresik Demo Perusahaan
Salah satu tuntutan dari tiga tuntutan yang disuarakan oleh demonstran tersebut yakni terkait CSR mendapat respon berbeda dari pihak perusahaan, dari data yang berhasil kimronggolawe.com himpun, pihak demonstran mengklaim bahwa perusahaan belum mencairkan program Forum Masyarakat Kokoh (FMK) tahap ke – 3 tahun 2017.
Namun, menurut Kabag Humas & CSR PT. Semen Gresik Kuswandi SH. menyebutkan bahwa CSR Semen Gresik ditahun 2017 sudah cukup banyak salah satunya adalah bedah rumah sebanyak 51 unit, sedangkan program FMK masing – masing sebanyak 250 juta per desa di 26 desa, yang dapat diwujudkan dalam bentuk mobil siaga, kantor desa pengadaan sumur bor dan lain sebagainya semuanya sudah terealisasi.
” Tahun 2017 sudah terealisasi, namun fersi mereka (demonstran : red) belum teralisasi, semua data ada di bagian CSR,” sambung Kuswandi.
Ditanya terkait masalah tanah Gaji, Kuswandi menjelaskan bahwa ada pada bagian hukum yang lebih tahu sedangkan terkait CSR PT. Semen Gresik terhadap warga Desa Gaji tetap dijalankan oleh perusahaan.
” Terkait CSR dan sosial tetap kita lakukan, sedangkan terkait hukum biar diselesaikan oleh teman – teman bagian hukum,” ungkapnya.
Sedangkan terkait tenaga kerja pihak perusahaan sendiri mengaku ada sekitar kurang lebih 8000 tenaga kerja yang ada di PT. Semen Gresik,
“Untuk yang ada di anak perusahaan sendiri pekerja lokal Tuban kurang lebih sebanyak 70 persen, lokal tersebut adalah untuk lokal Tuban sesuai dengan Perda sedangkan untuk vendor lokal sekitar 90 persen tenaga kerjanya adalah warga lokal,” pungkasnya. [AM/HA]