Maksimalkan Peran P2M-SG dan FMK, Semen Indonesia Sosialisasikan Program Kepada OMS
KIM Ronggolawe – sedikitnya 50 undangan dari Organisasi Masyarakat Setempat (OMS) yang meliputi unsur organisasi keagamaan, kepemudaan, kemasyarakatan dan organisasi perempuan yang ada di wilayah Kecamatan Kerek, Kabupaten Tuban mengikuti sosialisasi Program Pemberdayaan Masyarakat Semen Gresik (P2M-SG) dan revitalisasi Forum Masyarakat Kokoh (FMK) di pendopo kantor kecamatan setempat, Jumat (20/07).
P2M-SG merupakan pendampingan program pemberdayaan tahun pertama perbasis partisipasi masyarakat dari PT. Semen Indonesia pabrik Tuban sebagai bentuk tanggungjawab sosial perusahaan kepada masyarakat di wilayah desa/kecamatan pengembangan perusahaan untuk mewujudkan program secara partisipatif, mandiri dan berkelanjutan. Sedangkan FMK merupakan organisasi yang diinisiasi oleh PT. Semen Indonesia sebagai representasi warga yang berada di desa/kecamatan sekitar perusahaan.
Andik Sutikno, Community Development Officer (CDO) PT. Semen Gresik dalam sambutannya menyampaikan bahwa tahun 2018 ini merupakan tahun ketiga sejak program ini dimulai pada 2016 lalu. Namun, kali ini program tersebut melibatkan pendampingan P2M-SG agar FMK lebih maksimal dalam perencanaan dan realisasi program lebih tepat sasaran.
“Pada program tahap pertama dan kedua (2016-2017), mayoritas usulan program berbasis infrastruktur dan menggunakan jasa vendor, namun pada tahun ketiga ini kita fokus dengan program pemberdayaan masyarakat, sejalan dengan visi Pemerintah Kabupaten Tuban,” ungkap Andik.
Untuk selanjutnya, lanjut Andik, agar bisa mengakses program yang disokong dana Rp 250 juta tersebut, masing-masing OMS agar mengajukan proposal yang selanjutnya akan diverifikasi, coaching dan counseling proposal oleh tim P2M-SG dan FMK sebelum nantinya disepakati untuk layak didanai atau tidak.
Perlu diketahui, alokasi dana P2M-SG kepada FMK tahun ketiga ini mencakup 26 desa sekitar perusahaan ditambah 3 kecamatan (Kerek, Merakurak dan Jenu) masing-masing didanai Rp 250 juta dikurangi Biaya Operasional Penyelenggara (BOP) FMK sebesar 10 persen. Adapun jumlah personel FMK tiap desa/kecamatan sebanyak 4 orang, jumlah itu 2 kali lipat dibanding tahun pertama dan kedua hanya 2 orang perwakilan FMK desa/kecamatan.
Sementara itu, Sugeng Purnomo, S.IP, Camat Kerek berpesan agar nantinya pengelolaan anggaran program ini bisa digunakan dan dimanfaatkan secara proporsional. Artinya, organisasi yang beban kerja atau kegiatannya lebih banyak otomatis tidak akan sama dengan alokasi dana dengan organisasi yang belum banyak kegiatan.
Untuk itu, Segeng berharap pengertiannya untuk mendukung program P2M-SG ini agar bisa lebih bermanfaat untuk meningkatkan kinerja masing-masing organisasi. “Banyaknya organisasi/lembaga ini semoga bisa saling guyub dan saling mengenal. Forum ini sebagai wahana saling diskusi untuk kesempurnaan program P2M-SG di wilayah Kecamatan Kerek agar lebih transparan dan akuntabel,” harap mantan Camat Senori ini. [CH/AM]