BERITA KIM RONGGOLAWEPERTANIAN

Panen Raya Produk RKM, Imam: Tidak Untuk Dibandingkan, Tapi Untuk Mendampingi dan Melengkapi

KIM Ronggolawe – Puluhan petani Dusun Jabung, Desa Sugihwaras, Kecamatan Jenu, Kabupaten Tuban melaksanakan panen padi dan jagung di area persawahan desa setempat, Jumat (14/10).

Area persawahan yang menjadi Demplot (Demonstration Plot) pupuk Rojo Koyo Manunggal (RKM) produk asal Gresik itu baru eksis dimulai sejak awal 2022 ini, meskipun di Kabupaten Tuban sejak 2019.

Manager RKM area distribusi Kabupaten Tuban, El Heru Imam Furi menyampaikan, keunggulan pupuk RKM mengandung kalsium karbonat, magnesium, silika hidroksida, zat besi dan zinc sebagai unsur utama yang diunggulkan.

“Keunggulan yang sudah terbukti dari pupuk RKM ini batang dari akar padi lebih putih, gemuk dan panjang. Itu sudah kita buktikan di Kecamatan Merakurak, Jenu dan Tuban,” akunya.

Ia menegaskan, pupuk RKM ini bukan untuk dibandingkan dengan pupuk yang selama ini sudah berpuluh tahun mendampingi petani. Tetapi pupuk ini melengkapi dan mendampingi pupuk yang sudah ada.

“Ini sebagai solusi untuk petani yang tidak bisa mendapat jatah pupuk subsidi, seperti lahan persil dan petani yang mendapat jatah pupuk yang tidak sesuai lahan yang dimiliki karena ada keterbatasan jatah subsidi,” timpal Imam.

Jadi, ditegaskan oleh dia, RKM hadir sebagai solusi, pendamping bagi petani, mendukung dan bersinergi dengan DKP2P dan Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) setempat.

Terkait harganya, ia mengaku untuk Harga Eceran Tertinggi (HET) produk RKM Merah Rp 135 ribu per zak 50 kg, RKM Abu-abu Rp 130 ribu per zak 50 kg, dan RKM Biru Rp 115 ribu per zak 25 kg.

“Untuk hak jual pupuk RKM ini kita prioritaskan hanya kepada Gapoktan langsung, supaya langsung terdistribusi kepada petani lainnya,” ujarnya.

Ditanya tentang ketersediaan pupuk tersebut, ia mengaku dalam pekan ini tersedia sedikitnya 38 ton siap jual dan distribusi kepada petani.

“Harapannya pupuk RKM ini bisa mendampingi petani, bersinergi dengan DKP2P, bisa mendampingi pupuk subsidi, bisa betul-betul makmur dan sejahtera bersama petani di Kabupaten Tuban,” pungkas warga Kelurahan Mondokan, Kecamatan Tuban itu.

Sementara itu, salah satu petani setempat, Maskuri mengaku dulunya area persawahan miliknya, baik itu padi atau jagung hanya memakai pupuk urea dan phonska subsidi. Karena langka, maka dirinya beralih mencoba produk RKM.

“Kalau phonska subsidi di sini lebih mahal dibanding phonska RKM yang lebih murah. Kalau RKM Rp 130 ribu, kalau yang subsidi Rp 300.an,” dari pengakuan Maskuri.

Untuk memupuk area persawahannya seluas 350 m², ia mengaku membutuhkan 2 kuintal pupuk.

“Bagi petani yang penting hasilnya, dan ini membuktikan lebih baik atau tidak. Dan hasilnya lebih bagus sekarang,” imbuhnya.

Meskipun awalnya coba-coba, para petani sekitar lahan persawahan miliknya juga banyak yang memakai RKM, meski ada yang dicampur dengan pupuk subsidi. [CH/AM]

Related Articles

Back to top button