Tuding Pelayanan Mati, Puluhan Warga Nyekar di Puskesmas Kerek
KIM Ronggolawe – Puluhan warga dari sejumlah desa di Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban lakukan Nyekar atau tabur bunga di depan Puskesmas Kerek, Selasa (03/10).
Aksi tabur bunga tersebut merupakan bentuk protes atas kinerja dan pelayanan Puskesmas Kerek yang dinilai lamban dan tidak maksimal dalam melayani masyarakat.
Dari informasi yang berhasil reporter kimronggolawe.com gali di lapangan, bahwa aksi tersebut merupakan buntut dari penolakan Pukesmas Kerek saat diminta mengantarkan jenazah salah satu warga yang meninggal beberapa waktu lalu.
Dalam aksi tersebut keluarga korban, Kastur bersama dengan sejumlah warga lainya di terima oleh kepala Puskesmas Kerek, dr. Rika Triyana di ruanganya didampingi Camat dan sejumlah Forkopimka Kerek, guna mendengarkan aspirasi warga terkait pelayanan Puskesmas Kerek.
Usai menemui warga Camat Kerek, Nanang Wahyudi, kepada awak media menyatakan bahwa pihaknya akan mencarikan solusi serta berupaya memperbaiki kinerja dan pelayanan Puskesmas Kerek
“Kedepan tidak ada masyarakat yang tidak mendapatkan pelayanan di Kecamatan Kerek baik kesehatan maupun pendidikan, kedepan kita siapkan mobil untuk jenazah, dengan cara merenovasi salah satu mobil milik Pukesmas, apakah itu diperbolehkan atau tidak, tapi menurut infotmasinya diperbolehkan, ” jelas Camat Kerek.
Sementara itu di tempat yang sama Kepala Puskesmas Kerek,dr. Rika Triyana menyatakan jika di Puskesmas Kerek hanya terdapat 2 unit mobil, 1 ambulan dan satunya adalah mobil pukesmas keliling,
” Kalau mobil jenazah kita memang tidak ada, dan untuk mobil jenazah itu ranahnya Rumah Sakit,
Kami mengikuti regulasinya tapi kami tidak kaku, contohnya ketika ada warga yang membutuhkan untuk ke pemakaman juga kami layani, walaupun aturanya tidak sesuai fungsingnya ambulan yang ada di kami itu, ambulan kami hanya untuk pasien rujukan dan pertolongan, namun demikian kami tetap memberikan bantuan kepada warga yang membutuhkan, misal rumahnya jauh dari pemakaman itu kami bantu, atas pertimbangan kemanusiaan kita akomodir, ” Terang dr. Rika panjang lebar.
Disinggung soal kasus kemarin yang tidak bersedia mengantar jenazah lintas kecamatan dr. Rika menjelaskan bahwa kejadian tersebut akan jadi evaluasi bersama.
Sementara itu Kastur warga asal Desa Jarorejo yang merupakan suami dari almarhumah Surip yang meninggal di warungnya pada Sabtu dini hari (30/09) menjelaskan kronologi permasalahan tersebut, ketika itu Kastur merasa panik karena sudah jam 3 pagi saat istrinya meninggal kemudian ia menelepon kerabatnya untuk mencarikan ambulan agar jasad istrinya bisa dibawa ke Merakurak untuk dilakukan proses pemakaman namum, ia merasa kaget setelah mendengar jawaban petugas dari Puskesmas Kerek yang mengatakan jika ambulan Pukesmas Kerek tidak dapat mgeangkut jenazah lintas kecamatan.
“Semua saya telpon untuk membantu saya mencarikan ambulan alasanya sopir ambulan Puskesmas Kerek, bahwa ambulan puskesmas kerek tidak melayani lintas kecamatan, selanjutnya teman saya mengubungi pihak Puskesmas Montong dan istri saya bisa dibawa ke Merakurak dan dimakamkan disana, “kata Kastur
Dalam kesempatan tersebut Kastur juga berharap agar pelayanan Puskesmas Kerek ditingkatkan agar tidak ada masyarakat yang dirugikan seperti dirinya.
“Harapanya semoga Puskesmas Kerek ini ada pelayanan yang lebih baik lagi supaya masyarakat Kerek tidak kecewa seperti saya, ” tutupnya.
Sementara itu Rifai salah satu warga yang turut dalam aksi tersebut mengancam akan membawa masalah ini ketingkat Kanupaten Tuban jjka keluhan warga yang telah disampaikan tidak ada tindakan.
” Kalau tidak ada perbaikan kami masyarakat Kerek akan terus mem-follow up kejadian ini dan kami akan membawa masalah ini ke ranah Tuban dan saya pastikan ada forum lanjutan yang lebih besar lagi, ” kata pemuda asal Desa Karanglo Kecamatan Kerek itu. [AM/HA]