Pasar Baru Tuban Sepi, Paguyuban Pedagang Wadul Anggota DPRD Jatim
KIM Ronggolawe – Turunnya minat beli masyarakat di Pasar Baru Tuban, sejumlah pedagang curhat dengan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Jawa Timur Fraksi PKB Drs. Nur Aziz saat melakukan kunjungan di pasar setempat, Minggu (12/11) kemarin.
Salah satu penjual ayam bernama Sami mengeluhkan jika akhir – akhir ini pembeli di Pasar Baru Tuban sepi, bahkan bisa dikatakan hampir tidak ada lagi.
“Pak ini Pasar itu sepi sekali sekarang, terus solusinya bagaimana?,” ucap Sami kepada Nur Aziz.
Hal tersebut turut ditimpali oleh Pak Oong penjual kosmetik di pasar tersebut menuturkan bahwa pembeli yang mayoritas masyarakat Tuban sudah berpindah ke Pasar Bongkaran yang jaraknya tidak jauh dari Pasar Baru tersebut.
Menurutnya, di sana lebih ramai dari pada pasar induk, padahal Pasar Bongkaran itu sebetulnya tidak ada, pada zaman dahulu area itu hanya sebagai tempat bongkar muatan yang nantinya barang muatan dijual di Pasar Baru Tuban. Namun, sekarang menjadi alih fungsi pasar.
“Saya minta kepada siapapun, Pemerintah Daerah maupun anggota Dewan, semua pedagang dipindah ke Pasar induk (Pasar Baru Tuban) disana biarkan tetap menjadi bongkar muatan, agar pasar ini kembali ramai seperti dulu lagi,” ucap Pak Oong.
Bahkan ia mengatakan, Pemerintah Daerah tidak tegas dalam menangani hal tersebut, pasalnya warga yang sering mengeluh seolah tidak digubris. Tak hanya soal sepinya pembeli, namun juga soal retribusi pasar hingga parkir.
“Sepi itu sejak ada parkiran ini, sekarang tidak boleh muatan di Pasar Baru Tuban, harus bayar juga, keadaan kita sepi seperti ini harus disuruh bayar retribusi, kalau dulu ramai kan bisa bongkar di sini juga, sehingga pada pindah ke Pasar Bongkaran, disana gratis, mobil, sepeda motor, truk semuanya boleh masuk,” paparnya.
Hal ini membuat kesenjangan sosial antara pedagang di Pasar Baru Tuban dan Pasar Bongkaran. Pak Oong menilai kelebihan di Pasar Bongkaran yaitu 24 jam nonstop, kendaraan apapun bisa masuk dan bahkan orang – orang bisa berjualan di jalan. Tidak seperti di Pasar Baru Tuban yang harus menyewa ruko.
“Harusnya ada penertiban, itu sampai meluber ke jalan – jalan dan bikin macet, tapi yang disini sepi sekali pak,” kata dia.
Sementara itu, Nur Aziz menerima kritikan persoalan tersebut dan akan berusaha untuk menangani permasalahan yang disampaikan oleh para pedagang terhadap pemangku kebijakan.
“Ini harus diperjuangkan, saya kira pedagang disini sama – sama mencari nafkah untuk anak, istrinya untuk menghidupi keluarganya, tentu harus ada langkah yang konkrit dalam menghadapi persoalan ini,” tutur Nur Aziz.
Nur Aziz yang juga sebagai Caleg DPR RI Fraksi PKB Dapil Tuban – Bojonegoro ini juga menyampaikan kedatangannya di Pasar Baru Tuban dalam rangka mendengar keluhan para pedagang yang selama ini dirasakan.
“Ada persoalan tentang sepinya Pasar ini dan harapan mereka Pasar Bongkaran kembali kepada fungsi yang pertama yaitu hanya untuk bongkar muat bukan Pasar, ini satu – satunya Pasar induk di Tuban ya Pasar Baru ini,” ucap dia.
Selain itu, persoalan retribusi, parkir juga, ini ada yang kehilangan motor sampai dengan saat ini belum ada tanggung jawab dari pihak ketiga, kemudian pedagang juga mengeluhkan adanya toko murah dari Pemkab Tuban.
“Mereka ini sudah sepi, ditambah Pemkab Tuban buka toko murah jualannya sembako di tengah – tengah para pedagang, harganya jauh lebih murah dari standart di pasaran,” kata Nur Aziz.
Ia berharap, bahwa Pemkab Tuban segera menyelesaikan persoalan yang ada, demi kelanjutan Pasar Baru Tuban dan para pedagang yang sudah bertahun – tahun jualan disitu. “Ini patut kita perjuangkan, jadi mari kita sama – sama cari solusi yang terbaik, serta toko murah dari Pemkab Tuban ini buka ditempat lain, jangan disini,” pungkasnya. [CH/AM]