BERITA KIM RONGGOLAWEINDUSTRI & WIRAUSAHAKULINERPERTANIANPRODUK UNGGULAN

Enggan Bekerja di Pabrik Semen, Pemuda Ini Pilih Budidaya Jamur Tiram

(Moh. Rozikin (baju merah) menunjukan Jamur Tiram Hasil Budidayanya)

KIM Ronggolawe – Berada di wilayah Ring I PT. Semen Gresik dan Ring I PT. Holcim Tuban Plant tidak serta merta membuat warga Desa Kedungrejo Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban semuanya tergiur untuk bekerja menjadi karyawan industri semen tersebut, sama halnya dengan Mohammad Rozikin (23) pemuda Desa Kedungrejo itu lebih memilih berwirausaha dengan mencoba mengembangkan budidaya jamur tiram.

Alasan ketidak bebasan dan keterikatan dalam peraturan – peraturan perusahaanlah yang membuat pemuda 1 anak tersebut enggan untuk bekerja di pabrik dan mencoba menciptakan lapangan pekerjaan sendiri ketimbang harus bekerja di pabrik.

Dengan usaha barunya yang dirintis sejak sebulan yang lalu tersebut saat ini ia sudah mampu meraup keuntungan dari usaha budidaya jamur tiram yang digelutinya. Rozikin mengaku awalnya ia mengeluarkan modal sekitar Rp. 300.000 untuk membuat media tanam jamur tersebut, ia memilih dari bahan dasar perpaduan antara Bekatul, Kalsium, dan Serbuk kayu limbah gergaji, dengan alasan menggunakan media tanam tersebut akan menghasilkan jamur yang super jumbo.

” Ada yang menggunakan Tongkol Jagung, jerami dan lainya namun saya memilih yang bahan dasar ini ( Red : Bekatul, Kalsium, Serbuk kayu) karena hasil tumbuhnya jamur lebih lebar – lebar daunya,” beber Rozikin kepada kimronggolawe.com minggu, (31/12) disela kesibukanya memberikan cairan pada jamur tiramnya.

Rozikin juga menambahkan untuk perawatan jamur tiram ini tidak terlalu sulit hanya membutuhkan kelembapan suhu saja dan dengan cuaca di Kerek yang panas maka ia harus melakukan penyemprotan tiap pagi dan sore hari agar jamur – jamur tersebut terjaga kelembapanya,

” Karena disini cuaca cukup panas maka harus rutin dilakukan penyemprotan tiap pagi dan sore, agar jamur yang sudah tumbuh  tidak layu dan kering”, terang pemuda yang pernah mengenyam pendidikan agama disalah satu Pondok Pesantren di Kecamatan Rengel itu.

Untuk usah pertama kalinya ini ia hanya membuat 60 slop media tanam jamur  dan dalam satu kali panen pertama bisa mendapatkan sekitar 5 kilogram dengan harga per kilogramnya kisaran antara Rp. 20.000 hingga Rp. 25.000.

” Untuk pertama kali panen bisa mencapai 5 kilogram, selanjutnya setiap dua hari sekali bisa panen 1 hingga 2 kilogram,” pungkasnya.

Jamur tiram (Pleurotus ostreatus) merupakan jamur pangan dari kelompok Basidiomycota dan termasuk Homobasidiomycetes yang banyak mengandung protein, air , kalori dan karbohidrat serta mengandung zat besi.

Jamur tiram sendiri juga mampu untuk mengurangi kolesterol, jantung lemah, serta dipercaya dapat menurunkan berat badan. [AM/HA]

 

 

kimronggolawe

Admin Web kimronggolawe.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button