BERITA KIM RONGGOLAWEBUDAYAHIBURANPRODUK UNGGULAN

Wantikah, Ratu Tayub Tuban Gantung Sampur

KIM Ronggolawe – Siapa yang tidak kenal dengan sosok waranggono (sinder) kebanggan Kabupaten Tuban. Wantikah merupakan Ratu waranggono di bumi wali Tuban (julukan Kabupaten Tuban), wanita kelahiran tahun 1969 itu memang terkenal di seantero Kabupaten Tuban, bahkan beberapa tahun silam ia pernah diundang ke Jakarta untuk mengisi acara yang bertajuk kesenian daerah di Taman Mini Indonesia Indah (TMII).

Wantikah , yang mengawali karier sejak tahun 1990 itu memang menjadi primadona tersendiri bagi pecinta kesenian Langen Tayub di Kecamatan Kerek khusunya dan Kabupaten Tuban umumnya. Wanita yang mempunyai ciri khas paras cantik serta dengan nada suara tinggi kelahiran Desa Wolutengah Kecamatan Kerek tersebut, diusianya yang menginjak ke-49 tahun  mendadak memutuskan untuk berhenti dari dunia tayub yang membesarkan namanya.

Saat dikonfirmasi reporter kimronggolawe.com  Sabtu, (13/01) Wantikah mengungkapkan bahwa usialah yang dijadikan alasan berhenti dari kesenian tayub tersebut “Usia sudah semakin sepuh (tua) jadi biar yang muda – muda meneruskan kesenian tayub ini,” ujarnya.

Menurut keteranganya untuk tahun 2018 ini ia masih menyisakan sekitar 20 job pementasan lagi dan setelah jobnya selesai maka ia akan berhenti dari pementasan tayub.

“Saya batasi sampai nanti di bulan puasa, dan saat ini masih ada sekitar 20 job lagi yang harus saya lokoni,” imbuhnya.

Ditanya soal suka dan dukanya menjadi primadona langen tayub selama 28 tahun, ia mengaku lebih kebanyakan sukanya daripada dukanya. ” Lebih banyak sukanya ketimbang dukanya,tidak sukanya itu apabila ada tamu atau pengibing (penari tayub) yang rese, kalau sukanya setelah pentas dapat duit, ” katanya sembari tertawa terbahak – bahak.

Wanita yang pernah fakum beberapa tahun akibat sakit tersebut juga berharap dan berpesan kepada para pelaku seni tayub serta waranggono muda khususnya, dan pecinta tayub Tuban umumnya untuk senantiasa mencintai budaya tayub agar budaya tradisional tayub tidak punah dari Tuban.

” Saya berharap kepada semua pihak dan khususnya untuk warangggono yang ada di Tuban untuk melestarikan budaya kita ini jangan sampai budaya yang kita cintai dan banggakan ini punah,” pungkasnya. [AM/HA]

 

 

 

kimronggolawe

Admin Web kimronggolawe.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button