Pantaskah Kita Berucap Selamat Hari Ibu….???
KIM Ronggolawe – 22 Desember, seolah menjadi hari yang paling istemewa buat para Ibu di seantero Indonesia raya, pasalnya dihari itu semua yang hidup di Indonesia mengembar gemborkan (teori) kasih sayangnya, perhatianya kepada sosok sang Ibu tercinta.
Momentum tahunan inipun sekejap menjadi Viral di sosial media, namun entah di dunia nyata, apa yang di Viralkan oleh nitizen ini bisa menjadi kebanggan dan ucapan haru dari para Emak emak seperti yang mereka tulis.
Sosok seorang Ibu memanglah tiada dapat yang mampu mengukur jasa jasanya, Ibu yang selalu memberikan yang terbaik untuk kita, ibu yang berbohong agar kita mau makan seraya berkata ” Kamu saja yang makan biar cepet gede, Emak tadi sudah makan kok” Meskipun sang Ibu pun terkadang menahan perih karena lapar demi kita, Anakya.
Peran seorang Ibu tiada mungkin dapat tergantikan oleh sipapun dan bahkan sampai kapanpun.
Namu dengan seiring pesatnya kecanggihan tehnologi dan informasi, terkadangpun kita juga mengkonsumsi sebuah kabar yang mengejutkan, sosok Ibu yang biasa kita kenal dengan pribadi wanita yang sabar lemah lembut dan perhatian pun, bisa berubah menjadi sosok iblis pencabut nyawa yang tega menghabisi buah hatinya sendiri hanya gara gara urusan sepele ” Ekonomi“.
Masih dengan alasan yang sama, kita pun sering mendengar penemuan sesosok bayi mungil tak berdosa terbungkus kantong plastik tergeletak di teras sebuah Mushola ataupun Masjid, tergeletak dipinggir jalan, bahkan hanyut diderasnya aliran sungai.
Nah, sosok Ibu yang seperti ini di hari Ibu seperti ini apakah patut bila dikatakan Ibu yang penuh kasih sayang dan perhatian, Ibu yang egois yang hanya mementingkan kesenangan individual saja tanpa memikirkan perasaan dan efek dari apa yang Ia perbuat kepada Anak anak mereka yang terdzolimi.
Modernisasi dan pergaulan tanpa batas, serta dekradasi ahlak yang mendominasi peradaban wanita modern saat ini, sehingga sosok keibuan pun lambat laun terkikis oleh gengsi dan harga diri berganti dengan sosok Ibu yang terkesan kurang perhatian, kurang pujian, kurang kasih sayang sehingga melampiaskan semau apa yang ia rasakan ke sosial media, mulai dari kehidupan rumah tangganya, bergaya bak foto model dadakan, bahkan terkadang berpose sedikit Vulgar pun ia lakukan hanya untuk sebuah kata pujian dan perhatian dari orang orang dunia maya bahkan lawan jenisnya.
Seorang Ibu yang cerdas dan punya pola pikir panjang mungkin akan berpikir 1000 kali untuk melakukan perbuatan yang mengundang simpati dari bukan muhrimnya, namun seperti yang sudah tertulis diatas modernisasi tanpa sebuah filterlah yang membuat sosok Ibu yang selalu menjaga predikat ” Daringan” bagi keluarga pun harus pecah berantakan tergantikan kenarsisan Ibu ibu kekinian.
Berkaca dari maraknya fenomena kenarsisan para Ibu ibu saat ini, semoga kita mampu menjadi sebuah pelita kecil yang selalu menerangi dan memberikan pencerahan didalam gulitanya hati seroang Ibu masakini serta mampu menjadi sebuah pegas rem yang mampu menahan laju dari ke aktifan Ibu Ibu (Istri) kita dari kemodernisasian.
Tidak mengurangi rasa hormat dan simpati kepada sosok sang Ibu, karena penulis juga dilahirkan dari rahim mulia sang Ibu dihari yang Viral ini saya sampaikan “ Selamat hari Ibu, bagi Ibu Ibu cantik tanpa pencil alis mata dan cantik tanpa efek kamera”.[NN]