ARTIKELBERITA KIM RONGGOLAWEBUDAYAHIBURAN

Egrang, Senyum Lepas Tanpa HOAX

KIM Ronggolawe – Ditengah maraknya game digital yang memudahkan siapapun mengaksesnya melalui smartphone, gadget serta mudahnya mengoprasikan aplikasi game tersebut lewat suguhan berbasis Android, namun masih ada juga geliat generasi saat ini yang masih mempertahankan beberapa permainan tradisional di era digital guna mewujudkan dan menumbuhkan era kebersamaan sejak dini.

Egrang merupakan salah satu permainan tradisional yang saat ini masih bertahab dan digemari anak anak dari sekian banyak koleksi permainan tradisional kita ditengah sekian banyak permainan permainan digital yang mudah didapatkan di playstore.

Permainan yang menggunakan bambu atau kayu sebagai alat utama dalam permainan ini, sepintas sangatlah mudah untuk dimainkan oleh siapapun, namun permainan yang membutuhkan konsentrasi dan keseimbangan ini dibutuhkan kesabaran untuk memainkan permainan yang mengadopsi gerak langkah kaki ini.

Agus Sifa’i (8) siswa kelas 2 di SD Negeri Kedungrejo I Kecamatan Kerek Kabupaten Tuban ini salah satu dari sekian banyak anak anak sesuianya di desa tersebut yang masih gemar bermain dengan Egrangnya, di temani Ega (9) yang saat ini duduk di bangku kelas 3 Madrasah Ibtidaiyah Margomulyo selalu menghabiskan waktu bermainya dengan dua buah alat permainan ini selepas pulang dari sekolah.

“Bolak balik tibo,tapi yo dijajal maneh saiki ws lancar ws iso, mlaku mundur wae yo iso” ( Sering kali jatuh, tapi dicoba lagi dan sekarang sudah lancar, berjalan mundur pun sekarang sudah biasa “ Kata Agus sembari memperagakan berjalan mundur dengan Egrangnya.

Hal senada juga dikatakan Ega, menurutnya karena ia takut untuk jatuh maka ia agak lama bisa menguasai permainan ini ” Wedi tibo maune tapi saiki yo ws iso, (Dulunya takut jatuh, namun sekarang sudah terbiasa) ” Ungkapnya dengan girang.

Permainan yang menjadi idola anak anak yang lahir di tahun 90an kebawah ini mungkin saat ini jarang kita jumpai, mungkin hanya di peringatan peringatan hari Kemerdekaan atau peringatan peringatan tertentu permaian ini kembali dipopulerkan meski hanya untuk mengenang memori atau nostalgia peserta lomba, karena biasanya peserta lomba bukan anak anak lagi melainkan anak yang sudah gede dan sudah punya anak bahkan cucu alias dewasa.

Meski jarang kita jumpai permainan tradisonal ini namun setidaknya kita patut berbangga hati, masih ada generasi generasi saat ini yang mencintai dan tertarik dengan budaya tradisonal kita meski tak seseru bermain COC, Pokemon ataupun permainan permainan Android lainya, sebuah kebersamaan serta hubungan emosional sosial, dan tantangan lah yang dapat mereka ambil manfaat dari permainan ini, serta senyum lepas tanpa Hoax nampak tersirat dari wajah lugu mereka .[AM]

kimronggolawe

Admin Web kimronggolawe.com

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Back to top button