ARTIKELBERITA KIM RONGGOLAWEPENDIDIKAN

SDN Gaji V ” Neraka” Bagi Guru

SDN Gaji V yang berada di Dusun Gesikan Desa (Gemulung)

KIM Ronggolawe – Senin, (09/07) mendadak saya mendapat undangan dari Kepala Sekolah SD Negeri Gaji V yang isinya meminta saya untuk hadir dalam acara Halal bi Halal sekaligus Pelepasan Siswa tahun pelajaran 2017/2018, saya pun merasa kaget dengan adanya undangan tersebut kemudian saya memberanikan diri untuk mengklarifiasi undangan tesebut kepada Kepala Sekolah SD melalui chat aplikasi Whatsapp, dan menurut Ibu Dian Agustina selaku Kepala Sekolah tersebut mengatakan bahwa  saya diminta untuk meliput jalanya prosesi wisuda siswa, karena dalam acara tersebut bakal dihadiri oleh anggota komisi C DPRD Tuban dari Fraksi Kebangkitan Bangsa, serta adanya sebuah prestasi yang gemilang yakni 100 persen siswa yang lulus semua akan melanjutan sekolah ke jenjang yang lebih tinggi.

Saya yang seumur umur belum tahu kawasan tersebut sempat menyangka bahwa SDN Gaji V tersebut berada di Desa Gaji yang berjarak sekitar 1,5 kilometer dari tempat tinggal saya, penasaran dengan tempat dan keberadaan SD tersebut kemudaian saya Chat beberapa teman yang ada didalam kontak WA saya, namun ternyata dugaan saya salah, ternyata SDN Gaji V bukan berada di Desa Gaji, namun berada di Dusun Gesikan (Tegalan) Desa Gemulung yang jaraknya sekitar 13,5 kilometer dari tempat tinggal saya.

Merasa penasaran dengan letak SD tersebut kemudian saya berangkat ke acara tersebut Selasa, (10/09) dengan sebelumnya mencari informasi dari teman – teman arah menuju lokasi SD tersebut,  takut kesasar dengan arah tujuan saya, kemudian saya mengajak salah satu teman saya yang tinggal di Desa Gemulung untuk turut mengantarkan saya, dan benar saja perjalanan yang saya lalui terasa lama (mungkin karena saja baru pertama kali melewati jalanan tersebut) ditambah dengan medan jalan yang menanjak tinggi, kemudian tiba – tiba menurun tajam dengan tikungan yang tajam, dibutuhkan konsentrasi yang tinggi dalam berkendara, ditambah lagi dengan kanan kiri jalan yang masih  menganga jurang – jurang curam yang siap memangsa korbanya apabila kurang berhati – hati dalam berkendara, selip sediit saja bisa fatal akibatnya.

Benar saja, andai saya tidak membawa penunjuk jalan dalam perjalanan saya tersebut dipastikan saya akan kesasar entah kemana karena banyaknya jalan yang bercabang, mau menggunakan GPS tidak mungkin , karena signal pun susah dijangkau di kawasan tersebut.

Setelah melalui perjalanan yang panjang serta butuh konsentrasi yang tinggi akhirnya saya bersama rekan saya tiba di lokasi SDN Gaji V dengan selamat, bahkan sebelum acara dimulai secara resmi oleh pihak panitia penyelenggara.

Saya tidak dapat membayangkan satu kali perjalanan saja saya sudah merasa njlimet dan tegang, apalagi Bapak Ibu Guru yang tiap hari berkendara melewati jalanan tersebut, bagaimana rasa capeknya badan mereka apalagi jika dari para Guru tersebut ada yang tinggal di Tuban kota berapa puluh kilometer yang meraka lalui dalam sehari pulang pergi, belum lagi tiap menjelang Agustusan  tentunya tidak hanya sekali mereka bolak – balik dari tempat mereka mengajar menuju ke pusat Kecamatan Kerek apalagi ditambah dengan kondisi cuaca yang tidak bersahabat otomatis akan menambah beban serta menghambat arus perjalanan mereka.

Dalam kepenatan saya pun berpikir sungguh luarbiasa perjuangan yang mereka lalui demi untuk mencerdaskan kehidupan bangsa, demi sebuah panggilan jiwa dan tuntutan hati serta pengabdian, mereka rela mengarungi perjalanan puluhan kilometer  setiap hari,  inilah yang saya tahu tentang sesungguhnya perjuangan para pendidik yang terkadang tidak sepadan dengan upah yang mereka dapatkan,  sungguh sanggat ironi dengan  apa yang dialami oleh rekan seprofesinya yang berada ditengah keramain kota, terlebih para atasan yang tidak pernah mengerti tentang keluhan mereka  tanpa harus memhami kultur dan karakter  warga dimana para Guru tersebut mengabdikan diri.

 

Asal Mula SD Negeri Gaji V Berada di Desa Gemulung

(Abdul Wahab)

Sekitar 20 tahun yang lalu SD Negeri Gaji V yang berada di Dusun Gesikan (Tegalan) Desa Gemulung Kecamatan Kerek berada di Desa Gaji bersama dengan SD – SD Negeri lain yang berada di desa tersebut ( saat itu masih bernama SD Pamong) karena di SD tersebut ditinggal oleh murid – muridnya sehingga tidak berpenghuni maka tokoh masyarakat Dusun Gesikan bersama dengan para pengajar yang berada di SD Pamong tersebut bersepakat untuk memindahkan status SD tersebut ke Dusun Gesikan karena di Desa Gemulung yang menanungi 3 dukuhan yakni Gemulung sendiri, Dusun Nggandu dan Dusun Gesikan baru memiliki satu sekolahan yang berada di Dusun Gemulung.

Karena  alasan jarak tempuh yang cukup jauh dari pemukiman warga Dusun Gesikan serta beratnya medan untuk dilalui kala itu maka salah satu tokoh pengajar (Almarhum Sudarno) bersama dengan tokoh masyarakat dusun terebut yakni Abdul Wahab di era kepemimpinan Kepala Desa Gemulung Tarjan kala itu, berniat mewujudkan gagasan mereka untuk menjadian SD Pamong yang ditinggalakn murid – muridnya untuk dipindahkan ke tempat mereka tentunya dengan melalui proses dan perjuangan yang panjang meskipun status dan namanya tetap menggunakan nama SDN Gaji V.

Setelah proses panjang tentang perpindahan domisili akhirnya SDN Gaji V yang dulu berada di Desa Gaji dapat dipindah domisilinya di Dusun Gesikan Desa Gemulung dengan Sudarno sebagai Kepala Sekolahpertamanya.

Menurut penuturan Abdul Wahab kepada reporter kimronggolawe.com bahawa masyarakat di desa ini dulu masih belum sadar tentang pentingnya  pendidikan sehingga masyarakat banyak yang mengabaikan tentang himbauan – himbauan pemerintah dengan adanya program wajib belajar.

“ Kalau dulu selepas lulus SD anak – anak disini tidak ada yang sekolah, kalau perempuan langsung dinikahkan, kalau laki – laki pergi merantau ke luar kota,” terang kakek 57 tahun tersebut.

Abdul Wahab sendiri yang merupakan tokoh penting dalam adanya sekolahan tersebut juga menyampaikan harapanya agar para geneasi saat ini jangan samapai melupaan sejarah, karena menurutnya baik buruknya sejarah yang sudah terlampaui dapat dijadikan sebuah pelajaran yang berharga kelak dikemudian hari.

“ Saya mengerti dan memahami seluk beluk cikal bakalnya sekolahan ini bagai mana proses panjangnya sehingga sekolahan ini dapat beriri disini, jadi jangan sesekali generasi saat ini melupakan sejarah, jangan melupakan bibit kawitane,” ungkap  pria yang juga sebagai Kepala Dusun di dusun tersebut.

Lebih lanjut kakek yang juga pengasuh Taman Pendidikan Qur’an Anidatul Tholabah ini berharap untuk kedepanya khususnya masyarakat Dusun Gesikan dan Desa Gemulung umumnya untuk selalu memperhatikan pendidikan putra putrinya agar kelak bermanfaat pada kemudian hari. [AM/HA]

 

kimronggolawe

Admin Web kimronggolawe.com

Related Articles

Back to top button