BERITA KIM RONGGOLAWEBUDAYAHIBURANPARIWISATAPENDIDIKAN

Bawakan Tema “Padi Gaib Mbah Ronggo, SMP Negeri 3 Tuban Tampil Memukai Diacara TSNC

 

KIM Ronggolawe – UPT SMP Negeri 3 Tuban telah tampil memukau diacara Tuban Specta Night Carnival (TSNC) yang diselenggarakan oleh Pemerintah Kabupaten Tuban dan ditempatkan di Alun-alun. Dalam kegiatan tersebut SMP Negeri 3 Tuban membawakan tema “Padi Gaib Mbah Ronggo”.

Kepala UPT SMP Negeri 3 Tuban, Anik Winarni saat dikonfirmasi, Senin (1/9/2025) mengatakan, pihaknya mengikuti kegiatan tersebut lantaran ingin memeriahkan agenda Pemkab Tuban dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke-80. Tema yang diusung ialah Padi Gaib Mbah Ronggo dan diambil dari cerita masyarakat di Desa Prunggahan Kulon, Kecamatan Semanding.

“Tema ini menceritakan konon sebuah kisah yang ada di daerah saat ini disebut dengan lapangan “Kodok Bende” di Desa Prunggahan Kulon,” ujar Anik sapaan akrabnya.

Ia menambahkan, Kodok Bende sendiri bermakna suara musikalisasi kodok yang terbentuk sedemikian ripa, sehingga padi-padi di sawah tumbuh subur. Keharmonisan ini tentu menjadi ruh atau jiwa yang menyatu dengan alam.

Disisi lain, dalam sinopsisnya Mbah Ronggo sendiri merupakan seorang pertapa yang melakukan semedi untuk meminta petunjuk Hyang Widi. Melalui perantara Dewi Sri karena desanya sedang mengalami paceklik dan rakyat hidup menderita. Akhirnya Tuhan dengan perantara Dewi Sri memberi Mbah Ronggo padi ajaib yang dapat tumbuh dalam waktu semalam.

“Tentu dengan padi ajaib itu rakyat menjadi makmur dan tidak kekurangan pangan,” paparnya.

Lanjut alur ceritanya, ternyata ada beberapa rakyat yang serakah dan mengambil panen padi ajaib secara berlebihan. Tentu hal itu membuat Mbah Ronggo kecewa dan mengutuk mereka yang serakah. Sejak itu yang mengambil serakah sawahnya menjadi tandus. Sedangkan, mereka yang mengambil secukupnya membuat sawahnya tetap menjadi subur dan makmur.

“Ajaran moral cerita ini adalah hiduplah serasi dengan alam,” timpalnya.

Menurut Kepala Sekolah terkenal energik ini, bahwa alam sudah banyak memberikan manfaat pada manusia, oleh sebab itu sebaiknya hindari keserakahan yang berlebihan karena itu tidak baik. Padi adalah lambang kemakmuran, dimana padi tumbuh subur makan rakyat makmur. Tentu intisari dari cerita ini supaya rakyat tidak kekurangan padi di sawah tumbuh subur dan rakyat makmur.

“Pado tumbuh subur dan rakyat makmur karena doa Mbah Ronggo dikabulkan Dewi Sri. Da ditandai juga dengan suara kodok bende yang bersautan di sungai. Iru pertanda kecukupan air untuk irigasi sawah, sehingga padi tumbuh subur dan bisa panen raya padi,” bebernya.

Sementara itu, Bupati Tuban, Aditya Halindra Faridzky menjelaskan, parade budaya ini menjadi kegiatan pamungkas peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI 2025 Pemkab Tuban. Selain itu, ajang tahunan ini menjadi suguhan bagi masyarakat Kabupaten Tuban. Perayaan ini menjadi wujud syukur atas kemerdekaan bangsa Indonesia.

“Melalui kegiatan ini dapat membangkitkan semangat dan cinta tanah air di hati masyarakat Kabupaten Tuban,” ungkap Bupati Lindra.

Ia pun mengaku, terpukau dengan tampilan regu parade budaya yang begitu menakjubkan dan spektakuler. Selain itu, merasa bangga dan memberikan apresiasi tertinggi untuk peserta dan masyarakat yang antusias hingga selesai. Berbagai hasil kreasi yang ditampilkan menjadi wujud kemauan dan kemampuan untuk berpikir inovatif.

“Kami juga sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung keberhasilan pelaksanaan Tuban Specta Night Carnival tahun ini. Semoga dapat terus ditingkatkan pada tahun-tahun berikutnya,” pungkasnya. [CH/AM]

Related Articles

Back to top button