BERITA KIM RONGGOLAWEPERISTIWA

Tak Hanya Anak Sekolah yang Kenyang, Relawan Dapur MBG pun Ikut Sejahtera

 

KIM Ronggolawe – Asap dapur mengepul sejak pagi dari sebuah bangunan sederhana di Kecamatan Semanding. Di baliknya, tangan-tangan perempuan seperti Atik (41) menyiapkan ratusan porsi makanan bergizi untuk anak sekolah.

Tapi siapa sangka, dapur yang dulu dianggap tempat kerja sukarela itu kini justru menjadi sumber rezeki baru bagi banyak keluarga.

Ia mengaku, sejak bergabung dalam program ini, bukan hanya semangat sosialnya yang tumbuh, tapi juga pendapatannya ikut terangkat.

“Kami senang bisa membantu anak-anak makan bergizi, tapi lebih dari itu, kami para ibu di dapur ini juga ikut terbantu. Ada tambahan penghasilan, dan bahan masakan kami beli dari tetangga sendiri,” ungkapnya dengan wajah sumringah.

Menurut Atik, sistem yang diterapkan dapur MBG membuat roda ekonomi berputar di tingkat bawah. Setiap hari, sayur dibeli dari petani sekitar, tempe dari pengrajin lokal, dan telur dari peternak desa.

“Jadi bukan hanya anak-anak yang kenyang, tapi warga desa juga ikut hidup,” ujarnya.

Hal itu dibenarkan oleh M. Taufiqur Rohman, Kepala SPPG Semanding yang bermitra dengan Yayasan Bumi Wali Berdikari. Ia menyebut, pembagian anggaran program MBG sebesar Rp15 ribu per porsi benar-benar diarahkan untuk memberdayakan masyarakat.

“Dari Rp15 ribu itu, sepuluh ribu rupiah digunakan untuk membeli bahan makanan dari petani dan UMKM lokal. Tiga ribu untuk operasional dapur dan relawan, dan dua ribu untuk mitra pengelola. Jadi semua unsur ekonomi rakyat ikut bergerak,” jelas Taufiq.

Lebih lanjut, ia menyebut dapur MBG bukan sekadar proyek bantuan gizi, tetapi model baru pemberdayaan masyarakat berbasis pangan lokal. Di Kecamatan Semanding saja, ratusan warga kini terlibat langsung dalam rantai pasok gizi dari petani, pedagang, hingga relawan dapur.

“Kalau dulu dapur identik dengan pekerjaan domestik, sekarang justru jadi dapur ekonomi. Warga punya kebanggaan baru, karena dapur ini memberi manfaat sosial dan ekonomi sekaligus,” tambahnya.

Dengan konsep yang mengalirkan manfaat hingga ke akar rumput, program MBG diharapkan menjadi tonggak perubahan bagi desa-desa di Tuban. Dapur bukan lagi sekadar tempat memasak, tapi tempat bertumbuhnya kesejahteraan dan solidaritas.

Related Articles

Back to top button