BERITA KIM RONGGOLAWEPERISTIWA

Ketua Umum PBNU Hadiri Harlah NU ke-96 dan Pelantikan Pengurus PCNU Tuban

KIM Ronggolawe – Ribuan warga Nahdliyin dari unsur pengurus NU dan Banomnya menghadiri Pelantikan dan Harlah Nahdlatul Ulama ke-96 Pengurus Cabang NU Kabupaten Tuban, di Pendopo Kridho Manunggal Tuban, Sabtu (30/03).

kegiatan ini dihadiri Ketua Umum PBNU, Sekretaris PWNU Jatim, Ketua DPRD Kabupaten, Sekretaris Daerah, Pimpinan OPD dan Camat, Pengurus dan anggota PCNU Tuban, serta 4000 warga NU di Kabupaten Tuban.

Ketua Umum PBNU Pusat, Prof. Dr. KH. Sa’id Aqil Siradj, MA., menjelaskan bahwa kondisi umat di negara lain, seperti Irak, Syiria, dan Yaman, tengah mengalami gejolak. Pertikaian antar sesama muslim sudah terjadi berlarut-larut. Hal tersebut disebabkan adanya perbedaan ideologi yang tidak bisa disatukan.

Lebih lanjut, Sa’id Aqil menerangkan pasca Reformasi, berbagai paham masuk ke negara Indonesia diantaranya JIH, Daulah Islamiyah ISIS, HTI, dan organisasi lainnya. Hal ini perlu diantisipasi agar keutuhan NKRI tetap dapat dipertahankan. Sekitar tahun 1915, KH. Hasyim Asy’ari telah memprediksi bahwa dinasti khilafah akan bubar. Karenanya, mbah Hasyim menekankan agar bangsa Indonesia tidak menjadi negara yang sekuler. “Harus tetap mengedepankan aspek keagamaan dalam menjalankan pemerintahan,” ungkapnya.

Kyai kelahiran Cirebon ini menegaskan NU telah menetapkan bahwa nasionalisme bagian dari Iman. Gagasan yang dicetuskan mbah Hasyim ini memiliki pengertian bahwa agama dan nasionalisme adalah satu tarikan nafas. “Jika seorang mengaku dirinya nasionalis juga harus beragama. Seorang nasionalis agamis juga harus mencintai tanah airnya. Juga harus mengerti bagaimana sejarah dari tanah airnya,” tegasnya.

Kyai Said menyerukan selama NU memegang teguh ajaran, amalan, dan khitahnya maka NU akan tetap bertahan dan dibutuhkan bangsa Indonesia. Islam harus disampaikan dengan damai tanpa melakukan kekerasan. Tapi menghormati kebudayaan, adat istiadat setempat. “Siapapun yang mengganggu dan mengancam kedaulatan NKRI maka harus dilawan. Diusir dari negara Indonesia. Pertikaian antar umat beragama harus dihentikan,” serunya.

Dirinya juga mengajak seluruh warga NU untuk menjadi kader yang berkarakter, berkepribadian, dan cerdas. Selain itu, pengurus NU harus kuat dan harus lebih baik daripada sebelumnya.

Pada kesempatan yang sama, Rais Syuriah PCNU Tuban, KH. Cholilurrahman menyatakan bahwa NU telah melahirkan tokoh-tokoh nasionalis-agamis yang ikut mempertahankan NKRI, sejak jaman kemerdekaan hingga saat ini. Karenanya, warga NU ikut bertanggungjawab terhadap keutuhan bangsa saat ini.

Terkait dengan kepemimpinan, Mbah Kholil berpesan setiap pemimpin harus mampu menampung aspirasi rakyat. Pemimpin juga harus mau berkumpul dengan masyarakat kecil. Pemimpin juga harus berjuang demi kemaslahatan umat. Pemimpin tidak boleh tergiur dengan jabatan dan kekayaannya.

Mbah Kholil mengingatkan bahwasanya seorang pemimpin harus menjaga tutur kata dan perilakunya. Selain itu, harus memiliki kesabaran dan ketabahan hati. Juga memberi manfaat bagi umat tanpa membedakan suku, bangsa, maupun agama. “Dirinya menjadi suri tauladan bagi yang dipimpinnya,” tuturnya.

Pada kesempatan ini, dilakukan Pelantikan Pengurus PCNU Tuban dan Pengurus Lembaga NU Cabang Tuban masa Khidmat 2018-2023. Pada kepengurusan PCNU Tuban periode ini, Bupati dan Wakil Bupati dilantik menjadi Mustasyar PCNU Tuban. Kegiatan ini juga dimeriahkan dengan atraksi pencak silat dan musik hadrah islami. [CH/AM]

kimronggolawe

Admin Web kimronggolawe.com

Related Articles

Back to top button