BERITA KIM RONGGOLAWEINDUSTRI & WIRAUSAHAKULINER

Jelang Lebaran Pengusaha Parsel Kebanjiran Pesanan

KIM Ronggolawe –  Bisnis parsel yang memanfaatkan momen ramadan dan lebaran ternyata sangat menjanjikan dan dapat menghasilkan pundi-pundi rupiah.

Hal itu, seperti yang telah dirasakan salah satu ibu rumah tangga asal Kelurahan Doromukti, Kecamatan Tuban, Kabupaten Tuban yang telaten menggeluti bisnis parcel sejak 5 tahun lalu cukup dari rumah.

Arie Siska Herviyanti saat ditemui di rumahnya menceritakan, awal mula dirinya memulai saat 5 tahun lalu dirinya membuat parsel kado ulang tahun untuk teman anaknya. Dari situ kemudian ada temannya yang bertanya, beli di mana? Ia pun menjawab buat sendiri.

“Karena mungkin bagus dan unik bentuknya, teman saya bilang kok bagus. Ya dari situ awalnya buat bisnis parsel ini, kemudian teman-teman pesan ke saya, dan akhirnya keterusan hingga sekarang,” cerita ibu 2 orang anak ini.

Masih kata Siska, selama ramadan ini pesanan parcel di tempatnya menembus hingga 500 parcel dengan berbagai ukuran dan harga.

“Kalau per hari rata-rata 20 parcel, kalau full ramadan seperti tahun lalu sekitar 500 parcel. Tapi tahun ini sepertinya bisa lebih,” timpal perempuan 39 tahun itu.

Untuk harganya, ia mengaku mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 1 juta tergantung permintaan customer. Misal mau pesan isi snack dan minuman saja atau sembako tergantung request. Jadi customer dapat menentukan sendiri keinginannya seperti apa.

“Untuk pemesanan sekitar Tuban, Bojonegoro, Surabaya, tapi pemesan ada yang dari Jakarta, Kalimantan. Itu biasanya untuk diantarkan ke saudaranya yang di Tuban,” imbuh Siska.

Selain perorangan, owner Chiz Parcel itu mengungkapkan biasanya dirinya juga menerima pesanan dari instansi atau perusahaaan.

“Kalau perusahaan atau instansi biasanya sekali pesan 100 parcel,” timpal dia.

Untuk mengerjakan pesanan parcel tersebut, dirinya mengaku dikerjakan sendiri. Namun jika orderan banyak seperti saat jelang lebaran ini ia merekrut karyawan freeline untuk membantunya.

Ditanya terkait tingkat kesulitan membuat parsel, dia berujar untuk snack tidak ada kesulitan, namun yang barang pecah belah seperti toples dan piring itu yang paling mahal dan sulit. Karena risiko pecah atau rusak saat pengiriman.

“Karena harus menyusun sedemikian rupa agar menarik dan bagus. Itu seni menyusun parsel yang harus dipahami,” tuturnya.

Jika pada hari biasa selain ramadan, ia menerima pesanan 3 hingga 5 parsel, namun untuk ramadan bisa 4 atau 5 kali lipat.

“Omzetnya lebih dari Rp 50 juta selama ramadan ini,” akunya.

Selain parsel, jika hari-hari biasa ia juga menerima pesanan hampers ulang tahun, buket yang dikerjakan di rumah. [CH/AM]

Related Articles

Back to top button